Review novel "Hujan"

"Hujan"

karya Tere Liye

by : Pinterest 


Judul buku : Hujan
Penulis : Tere Liye
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : 2016
Jumlah halaman : 320 halaman
Panjang buku : 20 cm
Harga buku : Rp.78.000

Novel yang berjudul "Hujan" adalah salah satu karya Tere Liye yang diterbitkan pada tahun 2016 dan sangat populer pada masanya. Novel ini menceritakan tentang kehidupan di masa depan sekitar tahun 2042-2050an dimana teknologi sudah sangat maju dan berkembang. Novel ini juga sangat kental dengan futuristik, tetapi masih bisa dibayangkan oleh pembaca.

Diberi judul "Hujan" karena Lail, sebagai tokoh utamanya sangat menyukai hujan. Hujan sering terjadi di setiap kejadian penting dalam hidupnya. Namun, saat Lail beranjak dewasa, dia mulai membenci hujan.

"...jangan pernah jatuh cinta saat hujan, Lail. Karena ketika besok lusa kamu patah hati, setiap kali hujan turun, kamu akan terkenang dengan kejadian menyakitkan itu..."

Cerita ini diawali dengan terjadinya bencana alam gunung meletus yang sangat dahsyat dan menyebabkan populasi manusia berkurang drastis, sehingga hanya menyisakan 10% dari jumlah populasi sebelumnya. Pada saat itu, tokoh utama yang bernama Lail diselamatkan oleh laki-laki berumur 2 tahun diatasnya, bernama Esok. Mereka pun tinggal di tempat penampungan dan mulai mengenal satu sama lain.

Waktu demi waktu berlalu, perasaan Lail pada Esok bukan lagi seperti adik dan kakak, melainkan lebih daripada itu. Namun, mereka harus berpisah dan tidak tinggal di satu kota itu lagi. Lail menjadi relawan untuk membantu korban akibat bencana. Sedangkan Esok, dia menjadi anak angkat dari Walikota dan kuliah di luar kota. Meskipun begitu, Esok tetap menemui Lail di tengah kesibukan bersama dengan sepeda merah miliknya.

Dalam novel ini, Tere Liye berhasil menampilkan gambaran tentang persahabatan, cinta, melupakan, perpisahan, dan juga tentang hujan. Novel ini juga sangat menarik, karena beberapa tokoh terlibat secara langsung dalam keberlangsungan kehidupan bumi di masa depan dan aliansi antarbenua yang membuat para pembaca ikut merasakan suasana pada masa itu.

Alur yang digunakan Tere Liye dalam novel ini terbilang cukup sederhana, tetapi mampu menarik perhatian pembaca melalui dialog-dialog dengan bahasa yang menarik dan mudah dipahami. Selain itu, penggambaran latar juga berhasil membawa pembaca ke dalam suasana di masa depan yang terasa nyata.

Namun, bagi sebagian pembaca, mungkin alur yang digunakan terlalu monoton dan kurang menarik karena fokus pada peristiwa-peristiwa kecil dalam kehidupan yang sering diulang. Terutama saat Lail menjadi relawan bersama temannya, Maryam. Hal ini dapat membuat pembaca merasa bosan.

Terlepas dari itu, novel ini sangat bagus dan rekomended untuk dibaca, karena memiliki banyak nilai moral dan nasihat-nasihat baik yang terkandung di dalamnya.

Untuk kamu yang ingin membaca novel ini, bersiaplah merasakan emosi yang campur aduk karena alur ceritanya yang naik turun.  Yang membuatmu ikut tersenyum, gelisah, tertawa, terharu, bahkan bisa membuatmu banjir air mata.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indonesia Butuh Anak Muda (Seri Perempuan) : Terima Kasih Diri

Kasus pembullyan berujung pembunuhan di Serbia